Jumat, 08 Februari 2013

Mengapa Ada Anak Bodoh ?



Meskipun setiap anak terlahir genius, namun kenyatannya msih kita jumpai anak yang terlihat bodoh, telmi,nilainya rendah, tidak naik kelas dan sebagainya . Mengapa hal semacam ini bisa terjadi ?
Kita harus meyakini dulu bahwa setiap anak sudah memiliki bakat dan talenta yang terpendam di dalam dirinya. Namun kenyataannya seorang anak mengenal label “ saya bodoh “ setelah dia masuk di “ sekolah “. Kalau kita lihat pihak sekolahlah yang memberi label anak itu pintar atau bodoh, dan hal itu dipercaya oleh sang anak dan orang tuanya. Padahal Allah tidak pernah memberi label “ bodoh “ kepada seorang anak.
Masalah sebenarnya adalah dari pihak sekolah, guru atau orang tua yang belum berhasil mengeksplorasi kecerdasan kepada anak. Mereka akhirnya memberi aneka ragam label : anak manis, sulit diatur, anak bodoh, pemalas, kemampuan pas-pasan dll. Sang anak yang belum mengerti hal ini mempercayainya. Akhirnya pernyataan tersebut masuk ke benak pikiran sang anak dan terekam dalam alam bawah sadarnya ( Subconscious Mind ).
Dapat diduga saat mengerjakan soal dan menemui tantangan baru, maka sang anak akan mengakses sebutan negative tersebut  di dalam otaknya, “ saya tidak bisa, !” atau saya anak bodoh! “ atau “ matimatika sulit dan menakutkan ! “ atau “ PR adalah siksaan ! “ dan sebagainya. Akhirnya, sekolah yang seharusnya menyenangkan menjadi sebuah paksaan dan menakutkan dalam hidupnya.
Pertayaanya adalah : Bisakah membantu anak “ bodoh “ menjadi pintar ? Menurut Markus Tan, tentu bisa. Sering seorang guru menyarankan kepada orang tua agar anaknya diikutkan les pelajaran, lebih rajin belajar, dan mengerjakan PR. Tentu saja hal ini tidak menyelesaikan masalah anak. Lebih bijak jika orang tua lebih memfokuskan pada upaya menggali dan menemukan potensi kecerdasan anak, membangkitkan keyakinan dan harga diri sebagai pemenang dalam hidupnya. Kita harus membantu sang anag menemukan dirinya,  membongkar “ mental block “ dalam dirinya dan menciptakan goal untuk masa depannya. Jadi tidak hanya sekedar mengejar nilai baik di sekolah.
Kita harus sepakat bahwa setiap anak memiliki keunikan dalam hal kecerdasan. Dan kegeniusan dan kecerdasan itu bisa dikembangkan sedini mungkin, asal kita tahu bagaimana cara mengeksplorasi kecerdasan dan kegeniusan seorang anak.

Sumber :
Asmani, Jamal Ma’mur.2009.Mencetak Anak Genius. Jogjakarta : Vida Pres
Khan, Inayat.2007. Mendidik Sejak dari Kandungan hingga Dewasa. Bandung : Marja

Tidak ada komentar: